Pages

Labels

Kamis, 20 Februari 2014

Proses masuknya Islam ke Indonesia



1. Kapan masuknya Islam ke Indonesia dan buktinya?

Menurut  penelitian beberapa sejarawan diperkirakan pengaruh Islam telah masuk ke Indonesia sejak bangsa Indonesia sejak bangsa Indonesia berhubungan dengan pedagang dari Asia Barat. Pada abad ke-7, pedagang – pedagang Islam dari Asia Barat ( Arab dan Persia ) telah sampai ke Indonesia. Pada saat itu, kerajaan yang terkenal di Indonesia adalah Sriwijaya, yang menurut pedagang Islam disebut dengan Zabag atau Sribusa. Di samping itu, para pedagang dari Gujarat ( India ) telah menjalin hubungan degang denga  Malaka dan beberapa Kepulauan Indonesia. Berdasarkan kenyataan itu, dapat diperkirakan bahwa pengaruh Islam telah masuk ke Indonesia lebih awal daripada yang diduga banyak orang. Setidak – tidaknya, orang – orang Gujarat lebih awal menerima pengaruh Islam dan mereka membawanya ke Indonesia melalui kegiatan perdagangan. Beberapa bukti yang dapat dipergunakan untuk memastikan masuknya Islam di Indonesia adalah sebagai berikut :

a).  Surat Raja Sriwijaya
Salah satu bukti tentang masuknya Islam ke Indonesia dikemukakan oleh Prof.Dr.Azyumardi Asra dalam bukunya Jaringan Ulama Nusantara. Dalam buku itu, Azyumardi menyebutkan bahwa Islam telah masuk ke Indonesia pada masa Kerajaan Sriwijaya. Hal ini dibuktikan dengan adanya surat yang dikirim oleh Raja Sriwijaya kepada Umar bin Abdul Azis yang berisi ucapan selamat atas terpilihnya Umar bin Abdul Azis sebagai pemimpin dinasti Muawiyah.

b). Makam Fatimah binti Maimun
Berdasarkan penelitian sejarah telah ditemukan sebuah makan Islam di Leran, Gresik. Pada batu nisan dari makam tersebut tertulis nama seorang wanita, yaitu Fatimah binti Maimun dan angka tahun 1082. Artinya, dapat dipastikan bahwa pada akhir abad ke-11 Islam telah masuk ke Indonesia. Dengan demikian, dapat diduga bahwa Islam telah masuk dan berkembang di Indonesia sebelum tahun 1082. 

c). Makam Sultan Malik As Saleh
Makam Sultam Malik As Saleh yang berangka tahun 1297 merupakan bukti bahwa Islam telah masuk dan berkembang di daerah Aceh pada abad ke-12. Mengingat Malik As Saleh adalah seorang sultan, maka dapat diperkirakan bahwa Islam telah masuk ke daerah Aceh jauh sebelum Malik As Saleh mendirikan Kesultanan Samudra Pasai.

d). Cerita Marco Polo
Pada tahun 1092, Marco Polo, seorang musafir dari Venesia (Italia) singgah di Perlak dan beberapa tempat di Aceh bagian Utara. Marco Polo sedang melakukan perjalanan dari Venesia ke NegerI Cina. Ia menceritakan bahwa pada abad ke-11, Islam telah berkembang di Sumatra bagian Utara. Ia juga menceritakan bahwa Islam telah berkembang sangat pesat di Jawa.

e). Cerita Ibnu Battutah
Pada tahun 1345, Ibnu Battutah mengunjungi Samudra Pasai. Ia menceritakan bahwa Sultan Samudra Pasai sangat baik terhadap ulama dan rakyatnya. Di samping itu, ia menceritakan bahwa Samudra Pasai merupakan kesultanan dagang yang sangat maju. Di sana Ibnu Battutah bertemu dengan para pedagang dari India, Cina, dan Jawa.

2. Jelaskan Teori-Teori Masuknya Islam ke Indonesia!

a). Teori Gujarat

Agama Islam dibawa ke Nusantara oleh para pedagang muslim dari Gujarat, India. Teori ini mendasarkan argumentasinya pada pengamatan terhadap bentuk relief nisan Sultan Malik Al-Saleh yang memiliki kesamaan dengan nisan-nisan yang terdapat di Gujarat. Hal tersebut dianggap sebagai bukti adanya hubungan antara Gujarat dan Samudra Pasai. Bahkan penganut teori ini merujuk nama Muhammad Fakir dari Malabar sebagai pembawa agama Islam ke Nusantara. Di antara pendukung teori ini adalah W. F. Stutterheim.

b). Teori Mekkah

Para pendukung teori ini menyatakan bahwa kelompok penduduk Nusantara pertama yang masuk Islam menganut mazhab Syafi'i. Mazhab Syafi'i merupakan mazhab istimewa di Makiyah. Bahkan, penganut teori ini menyebutkan nama Sjech Ismail dari Makiyah sebagai penyebarnya. Selain itu, sejak tahun 674 telah terdapat perkampungan-perkampungan orang Arab di barat laut Sumatra, yaitu Barus, suatu daerah penghasil kapur terkenal. Di antara pendukung teori ini yaitu Van Leur dan Hamka.

c). Teori Persia

Teori ini didasarkan pada adanya beberapa kesamaan budaya yang hidup di kalangan masyarakat Nusantara dengan bangsa Persia. Kesamaan budaya tersebut antara lain bisa dilihat pada diperingatinya hari Asyura atau 10 Muharam, suatu peringatan kaum Syi'ah untuk mengenang kematian Husein, putra Ali bin Abi Thalib. Teori ini dikemukakan oleh P. A. Hoessein Djajadiningrat.

3. Mengapa Islam mudah berkembang di Indonesia?
Faktor yang mendorong Islam cepat berkembang di Indonesia adalah :

a)  Syarat masuk agama Islam mudah
b)  Tidak mengenal sistem kasta
c)  Disebarkan secara damai
d)  Upacara sederhana dan biayanya mudah
e)  Aturan-aturan fleksibel dan tidak memaksa
f)   Runtuhnya kerajaan Majapahit abad ke-15.

4. Jelaskan proses Islamisasi!
a) Melalui perdagangan
Kesibukan lalu lintas perdagangan abad ke-7 M hingga ke-16 M menjadikan para pedagang muslim ikut berpartisipasi didalamnya. Penyebaran Islam melalui jalur perdagangan ini sangat menguntungkan, karena para raja dan bangsawan turut ambil bagian dalam proses ini. Mereka berhasil mendirikan masjid-masjid dan mendatangkan para mullah-mullah dari negerinya sehingga jumlahnya semakin bertambah banyak. Dan karenanya anak-anak muslim itu menjadi orang Jawa dan kaya. Di beberapa daerah yang bupatinya dari kerajaan Majapahit banyak yang masuk Islam. Hal ini bukan hanya dilandasi faktor politik, tetapi juga karena hubungan dagang dengan kaum muslim.
b) Melalui perkawinan
Secara ekonomi status sosial para pedagang muslim lebih tinggi dibanding penduduk pribumi. Sehingga puteri-puteri pribumi tertarik untuk menjadi istri saudagar muslim tersebut. Sebelum dinikahkan, tentunya mereka harus masuk Islam terlebih dahulu. Dengan pernikahan ini keturunan semakin banyak dan lingkungan semakin luas. Jalur pernikahan lebih menguntungkan ketika anak saudagar muslim menikah dengan anak bangsawan atau anak raja. Sebagaimana yang terjadi antara Sunan Ampel dengan Nyai Manila.
c) Melalui pendidikan
Jalur ini dengan cara mendirikan pondok pesantren. Para penduduk pribumi dididik oleh para ulama’ dengan pendidikan yang kuat dan diberi bekal segala ilmu agama. Setelah dirasa cukup, mereka disuruh kembali ke daerahnya dan diharuskan menyebarkan ilmu yang telah didapatkan dipesantren.
d) Melalui Tasawwuf
Tasawuf mengajarkan akan kelembutan budi. Mereka mengajarkan ilmu tasawuf yang digabungkan dengan budaya yang sudah ada. Ajaran tasawuf yang dikembangkan berupa memanfaatkan kekuatan magis dan memiliki kemampuan menyembuhkan orang lain. Tentunya atas izin Allah swt.
e) Melalui seni
Yang paling terkenal adalah seni pertunjukan wayang. Dimana semua tokoh-tokoh Hindu dalam pewayangan diganti namanya dengan istilah Islam. Hal ini yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga. Selain itu juga bisa melalui seni kaligrafi, seni ukir dan seni bangunan.

5. Jelaskan peran Wali songo dalam penyebaran Islam di Indonesia!
Walisongo mempunyai peranan yang sangat besar dalam pengembangan Islam di Indonesia. Bahkan mereka adalah perintis ulama dalam bidang dakwah Islam di Indonesia. Sekaligus pelopor penyiaran agama Islam di nusantara ini.
‘Wali’ adalah singkatan dari perkataan Arab, waliyullah dan  ia bermaksud “orang yang mencintai Allah dan dicintai Allah”. Manakalah ‘singo’ juga perkataan jawa yang bermaksud sembilan. Lantas “walisongo” merujuk kepada wali sembilan yakni sembilan orang yang mencintai dan dicintai Allah. Mereka diberi gelaran yang sedemikian karena mereka dianggap penyiar-penyiar agama Islam yang terpenting
Walisongo terdiri dari:

a) Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
Sunan Gresik disebut juga "Maulana Maghribi". Dikalangan rakyat kecil beliau terkenal sebagai ulama yang berbudi luhur dan sangat dermawan. Beliau berperan menyebarkan Islam di Gresik dan sekitarnya.

b) Sunan Ampel (Raden Rahmad)
Dalam berdakwah beliau berusaha membimbing rakyat agar menjalankan ajaran Islam dengan menghilangkan kebiasaan masyarakat yang bukan ajaran Islam. Beliau salah seorang yang berjasa mendirikan Masjid Demak dan Kerajaan Demak.

c) Sunan Bonang (Raden Maulana Makdum Ibrahim)
Beliau berperan menyebarkan agama Islam didaerah Tuban dan Lasem. Dalam berdakwah beliau menggunakan media gamelan yang disebut bonang, sehingga beliau dipanggil Sunan Bonang.

d) Sunan Giri (Raden Paku)
Dalam Penyebaran Islam beliau mendirikan pondok pesantren. Muridnya berasal dari berbagai penjuru tanah air, misalnya dari Ternate, Tidore, Pulau Bawean, Madura dsb.

e) Sunan Drajat (Raden Qosim)
Beliau terkenal sebagai ulama yang besar jiwa sosialnya. Gamelam merupakan media dakwah yang digunakan. Beliau berperan menyebarkan Islam didaerah Drajat, sekitar Lamongan.

f) Sunan Kalijaga (Raden Mas Sahid)
Beliau terkenal sebagai ulama yang berjiwa besar, pandai bergaul disemua lapisan masyarakat. Wayang kulit adalah media syiar Islam yang beliau gunakan. Disamping sebagai seorang mubaligh, beliau juga ahli filsafat, budayawan dan kesenian. Sunan Kalijaga berperan menyebarkan Islam didaerah sekitar Demak.

g) Sunan Kudus (Ja'far Shodiq)
Beliau berperan menyebarkan Islam didaerah Kudus. Beliau seorang wali yang menguasai ilmu agama Islam, seperti tauhid, fiqih dan Hadist. Menara Kudus adalah peninggalan beliau yang sangat terkenal.

h) Sunan Muria (Raden Umar Said)
Sunan Muria putra Sunan Kalijaga berperan menyebarkan Islam didaerah Colo lereng Gunung Muria. Beliau suka bergaul dengan rakyat jelata sambil berdakwah.

i) Sunan Gunungjati (Syarif Hidayatullah)
Beliau berperan menyebarkan Islam di Banten dan Cirebon. Disamping sebagai ulama beliau juga penglima perang, dan sebagai raja.

Adapun peranan wali secara garis besar adalah:

1.      Dibidang agama sebagai penyebar agama Islam, baik melalui dakwah, mendirikan pondok pesantren maupun melalui media seni.
2.      Di bidang politik, sebagai pendukung kerajaan-kerajaan Islam meupun sebagai penasehat raja-raja Islam, atau sebagai raja.
3.      Dibidang seni budaya, berperan sebagai pengembang kebudayaan setempat yang disesuikan dengan budaya Islam baik melalui akulturasi maupun asimilasi kebudayaan.

Followers

Blogger templates

Kursor bertabur bintang